31.1.10

Sejarah Valentines Day


Tarikh 14 Februari, adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh golongan yang bercinta setiap tahun. Hari yang lazimnya disebut 'Valentines Day' ini, konon adalah saat mencurahkan sepenuh kasih sayang kepada pasangan masing-masing dengan memberi hadiah berupa wangian, mawar, coklat dan lainnya. Seakan tidak terkecuali, remaja yang mengaku Islam pun turut larut dalam acara tahunan ini, tak susah nak cari contoh yang jauh malahan orang yang paling hampir dengan kita pun ada meminta hadiah macam2, ini aku citer ni mudahan dia faham. Ada sekali tu ketika aku mengikuti khutbah Jumaat, di khabarkan masalah remaja berpeleseran disekitar Masjid Jamek KL berpasangan di cekop dimalam “Valentine's Day”. Yang lebih teruk lagi pada paginya ada terdapat pasangan melayu yang tidur terdampar berpasangan dikaki lima masjid. Ada lagi yang lucu, tukang kebun sudah komplen, katanya pada malam sebegini (Valentines Day, Tahun Baru, Hari Merdeka) banyak terdapat belon2 bertaburan dicelah pokok2 bunga masjid, agak2 korang, siapakah punya angkara ini?, dari bangsa, atau agama manakah mereka itu?

Meh sini aku nak citer....Asal kewujudan Valentine's Day

Perayaan ini termasuk salah satu hari raya bangsa Romawi (penyembah berhala), di mana penyembahan berhala adalah agama mereka semenjak lebih dari 17 abad silam. Perayaan ini merupakan ungkapan dalam agama Romawi Kecintaan Terhadap Sembahan mereka. Perayaan ini memiliki akar sejarah berupa beberapa kisah yang turun-temurun pada bangsa Romawi dan kaum Nasrani pewaris mereka. Kisah yang paling masyhur tentang asal-usulnya adalah bahawa bangsa Romawi dahulu meyakini bahawa Romulus Pembangun Kota Roma disusukan oleh seekor serigala betina, sehingga serigala itu memberinya kekuatan fizikal dan kecerdasan fikiran. Bangsa Romawi memperingati peristiwa ini pada pertengahan bulan Februari setiap tahun dengan peringatan yang megah.


Di antara ritualnya adalah menyembelih seekor anjing dan kambing betina, lalu dilumurkan darahnya kepada dua orang pemuda yang kuat fizikalnya. Kemudian keduanya mencuci darah itu dengan susu. Setelah itu dimulailah perarakan besar dengan kedua pemuda tadi di hadapan rombongan. Keduanya membawa dua potong kulit yang mereka gunakan untuk melumuri segala sesuatu yang mereka jumpai. Para wanita Romawi sengaja menghadap kepada lumuran itu dengan senang hati, kerana menyakini dengan itu mereka akan dikurniakan kesuburan, keberkatan dan mudah melahirkan zuriat.

Apa Hubungan St. Valentine dengan Perayaan ini?

Cerita Merepek Versi I:
Disebutkan bahawa St. Valentine adalah seorang yang mati di Roma ketika diseksa oleh Raja Claudius sekitar tahun 296 M. Di tempat terbunuhnya di Roma, dibangun sebuah gereja pada tahun 350 M untuk mengenangnya. Ketika bangsa Romawi memeluk agama Nasrani, mereka tetap memperingati Hari Kasih Sayang ini. Hanya saja mereka mengubahnya dari makna kecintaan kepada sesembahan mereka, kepada pemahaman lain yang mereka istilahkan sebagai tanda kasih sayang, yakni St. Valentine, sang penyeru kasih sayang dan perdamaian, (yang menurut mereka mati syahid pada jalan itu). Di antara aqidah batil mereka pada hari tersebut, dituliskan nama-nama pemudi yang memasuki usia nikah pada selembar kertas kecil, lalu diletakkan pada talam di atas almari buku. Lalu diundanglah para pemuda yang ingin menikah untuk mengambil salah satu kertas itu. Kemudian si pemuda akan menemani si wanita pemilik nama yang tertulis di kertas (yang diambilnya) selama setahun. Keduanya saling menguji perilaku masing-masing (bersekedudukan), baru kemudian mereka menikah. Bila tidak serasi, mereka mengulangi hal yang serupa ditahun mendatang. Para pembesar agama Nasrani menentang sikap merepek ini, dan menganggapnya sebagai perosak akhlak para pemuda dan pemudi. Maka perayaan ini pun dilarang di Itali. Dan tidak diketahui bila perayaan ini dihidupkan kembali.

Cerita Merepek Versi II:
Bangsa Romawi di masa dahulu merayakan sebuah hari raya yang disebut hari raya Lupercalia. Lupercalia adalah upacara ritual kesuburan yang dipersembahkan kepada Lupercus (dewa kesuburan, dewa padang rumput, dan pelindung ternak) dan Faunus (dewa alam dan pemberi wahyu).

Pada tahun 494 M, Dewan Gereja di bawah pimpinan Paus Gelasius I mengubah ritual tersebut menjadi perayaan purifikasi (penyucian diri). Dua tahun kemudian, Paus Gelasius I mengubah tarikh perayaan, dari 15 menjadi 14 Februari. Ini adalah hari raya yang sama seperti pada kisah versi I di atas. Pada hari itu, mereka mempersembahkan qurban bagi sembahan mereka. Mereka meyakini bahwa berhala-berhala itu mampu menjaga mereka dari keburukan dan menjaga binatang ternakan mereka dari serigala. Ketika bangsa Romawi memeluk agama Nasrani, dan Raja Claudius II berkuasa pada abad ketiga, dia melarang tenteranya menikah. Kerana menikah akan menyibukkan mereka dari peperangan yang mereka lalui. Maka St. Valentine menentang peraturan ini, dan dia menikahkan tentara secara diam-diam. Setelah diketahui Raja, lalu memenjarakannya dan seterusnya dihukum mati.


Cerita Merepek Versi III:
Raja Claudius II adalah penyembah berhala, sedangkan Valentine adalah penyeru agama Nasrani. Sang Raja berusaha mengeluarkannya dari agama Nasrani dan mengembalikannya kepada agama Romawi. Namun Valentine tetap teguh memeluk agama Nasrani, dan dia dibunuh karenanya pada 14 Februari 270 M, malam hari raya Romawi_ Lupercalia. Ketika bangsa Romawi memeluk agama Nasrani, mereka tetap melakukan perayaan ini, hanya saja mereka mengaitkannya dengan hari terbunuhnya Valentine untuk mengenangnya.

Motif Perayaan Hari Kasih Sayang

  •  Menampakkan kegembiraan dan kesenangan.
  • Saling memberi mawar merah, sebagai ungkapan cinta, yang dalam budaya Romawi merupakan bentuk cinta kepada berhala sembahan mereka.
  • Menyebarkan ucapan selamat hari raya tersebut. Pada sebahagiannya terdapat gambar seorang anak kecil dengan dua sayap membawa anak panah. Cupid adalah dewa cinta erotis dalam mitologi Romawi.
  • Saling memberi ucapan kasih sayang, rindu, dan cinta dalam bungkusan ucapan yang saling mereka kirim.
  • Di banyak negeri Nasrani diadakan perayaan pada siang hari, dilanjutkan malamnya berdampingan sambil menari bercampur gaul lelaki dan perempuan.

Para pembesar Nasrani telah menentang perayaan ini kerana timbulnya kerosakan akhlak pemuda dan pemudi akibat perayaan ini, maka dilaranglah perayaan ini di Itali, pusat Katholik. Lalu perayaan ini muncul kembali dan tersebar di Eropah. Dari sanalah menular ke negara kaum muslimin. Di negara Muslim pula perayaan ini di semarakkan lagi melalui media elektronik dan media cetak, lalu jadilah kita budak2 melayu yg layu, terpesona dengan ajaran sesat ini...
Aku dah cerita dah, korang tak nak percaya gasak koranglah, yang penting mesej itu telah sampai...lepas ni aku tak payah beli hadiah untuk bini aku....hahahah...